Pemerintahan Herman Williem Daendels
(1808-1811)
Kutipan dari buku " H.W Daendels sebagai Gubernur jenderal memerintah di Nusantara pada tahun 1808-1811. Tugas utama Daendels adalah mempertahankan jawa agar tidak dikuasai inggris. Sebagai pemimpin yang ditunjuk oleh Pemerintahan Republik Bataaf, Daendels harus memperkuat pertahanan dan juga memperbaiki aministrasi pemerintahan, serta kehidupan sosial ekonomi di Nusantara khususnya di tanah jawa. (sumber buku Sudirman AM, 2014; 36)
Dalam rangka mengembangkan tugas sebagai jendral dan memenuhi pesan dari induk, Daendels melakukan beberapa langkah strategis, terutama menyangkut bidang pertahanan-keamanan, administrasi pemerintahan, dan sosial ekonomi.
1. Bidang pertahanan dan keamanan
ini adalah peta jalan anyer-panarukan yang dibuat oleh Daendels dengan kerja paksa atau rodi yang melibatkan rakyat
Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahankan Pulau Jawa dari
serangan Inggris, Daendels mengambil langkah-langkah berikut ini.
1. Membangun jalan antara Anyer-Panarukan, baik sebagai lalu lintas pertahanan maupun perekonomian.
2. Menambah jumlah pasukan dalam angkatan perang dari 4000 orang menjadi 18.000 orang.
3. Membangun Benteng- Benteng
4. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.
Kutipan
buku " bidang pertahanan dan keamanan, memenuhi tugas mempertahankan
jawa dari serangan inggris, Daendels melakukan langkah- langkah :
mmbangun benteng-benteng pertahanan baru, membagun pangkalan agkatan
laut di anyer dan ujung kulon. namun pembangunan pangkalan di ujung
kulon boleh dikatakan tidak berhasil , meningkatkan jumlah tentara,
dengan mengambil orang-orang pribumi karena pada waktu pergi ke
nusantara daendels tidak membawa pasukan oleh karena itu daendels segera
menambah jumlah pasukan yang diambil ari orang-orang pribumi yakni dari
4.000 orang menjadi 18.000 orang, membangun jalan raya dari anyer (jawa
barat,sekarang provinsi banten) sampai panaukan ( ujung timur pulau
jawa, provinsi jawa timur) sepanjang kurang lebih 1.100 km. jalan ini
sering dinamakan jalan Daendels. (sumber buku Sudirman AM, 2014; 37)
2. Bidang Pemerintahan
Dalam
bidang ini Daendels juga melakukan berbagai perubahan ia banyak
melakukan campur tangan dan perubahan dalam tata cara dan adat istiadat
dikerajaan jawa. Seperti, ia harus memakain payung emas, duduk dikursi
yang sama tinggi dengan raja, dan tiak perlu membuka topi. karena hal
itu Sultan Hamengkubuwana II menolak. Akhirnya terjadi perseturuan
antara dua pihak. Untuk mempertahankan kedudukannya Daendels berhasil
mempengaruhi Mangkunegara II untuk membentuk pasukan "Legiun
Mangkunegara" dengan kekuatan 1.150 orang prajurit yang bertugas untuk
membantu pasuka Daendels apabila terjadi perang.
kutipan buku " Bidang pemerintahan, Daendels juga melakukan berbagai perubahan di bidang pemerintahan. ia banyak melakukan campur tangan dan perubahan dalam tata cara dan adat istiadat di dalam kerajaan- kerajaan jawa. kalau sebelumnya pejabat VOC datang berkunjung ke istana Kasunan Surakarta ataupun Ksultanan Yogyakarta ada tata cara tertentu, misalnya harus memberi hormat kepada raja, tidak boleh memakai payung emas, kemudian membuka topi dan harus duduk dikursi yang lebih rendah dari dampar(kursi singgasana raja), Daendels tidak mau menjalani seremoni yang seperti itu. Ia harus pakai payung emas, duduk dikursi sama tinggi dengan raja, dan tidak perlu membuka topi. Sunan Pangkubawana IV dari kasunanan surakarta terpaka menerima tetapi Sultan Hamengkubuwana II menolaknya. Penolakan Hamengkubuwana II terhadap kebijakan daendels menyebabkan terjadinya perseturuan antara kedua belah pihak. untuk memperkuat kedudukannya di jawa, daendels berhasil mempengaruhi Mangkunegara II untuk membentuk pasukan " Legiun Mangkunegara" dengan kekuatan 1.150 orang prajurit. pasukan ini siap sewaktu-waktu untuk membantu pasukan deandels apabila terjadi perang. (sumber buku Sudirman AM, 2014;38)
Selain hal- hal diatas Daendels juga melakukan beberapa tindakan yang dapat memperkuat kedudukan di Nusantara. sebagai berikut :
1. Membatasi secara ketat kekuasaan raja-raja di Nusantara
2. Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektuur dan 31 kabupaten. Setiap prefektuur dikepalai oleh seorang residen (prefek) yang langsung di bawah pemerintahan Wali Negara. Setiap residen membawahi beberapa bupati.
3. Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda dan diberi pangkat
sesuai dengan ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda. Mereka mendapat
penghasilan dari tanah dan tenaga sesuai dengan hukum adat.
Kutipan buku " membatasi secara ketat
kekuasaan raja-raja di nusantara, membagi pulau jawa menjadi sembilan
bagian prefectuur/prefektur, kedudukan bupati sebagai penguasa
tradisional diubah menjadi pegawai pemerintah (kolonial) yang digaji.
sekalipin demikian para bupati masih memiliki hak-hak feodal tertentu."
(sumber buku Sudirman AM, 2014;39)
3. Bidang Peradilan
1. Dalam bidang peradilan, Daendels membentuk 3 jenis pengadilan.
* Pengadilan untuk orang Eropa.
* Pengadilan untuk orang pribumi.
* Pengadilan untuk orang Timur Asing.
Pengadilan untuk pribumi ada di setiap prefektuur dengan prefek sebagai ketua dan para bupati sebagai anggota. Hukum ini diterapkan di wilayah kabupaten, sedangkan di wilayah prefektuur seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya diberlakukan hukum Eropa.
Kutipan buku " untuk mempelacar jalannya pemerintahan dan mengatur ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat, deandels juga melakukan perbaikan di bidang peradilan. Deandels berusaha memberantas berbagai penyelewengan dengan mengeluakan berbagai peraturan. yaitu Deandels membentuk tiga jenis peradilan 1 peradila untuk orang eropa, 2 peradilan untung orang timur asing, 3 peradilan untuk orang orang pribumi. peradilan untuk kaum pribumi dibentuk di setiap prefektur sepeti batavia,surabaya dan semarang. peraturan untuk pemberantasan korupsi diberlakukan terhadap siapa saja termasuk orang-orang eropa dan timur asing. (sumber buku Sudirman AM, 2014;40)
4. Bidang Sosial Ekonomi
Bidang Sosial
1. Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa (rodi) untuk membangun jalan Anyer-Panarukan.
2. Perbudakkan dibiarkan berkembang.
3. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan.
4. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.
Bidang Ekonomi
1. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene Rekenkaer) dan dilakukan pemberantasan korupsi dengan keras.
2. Mengeluarkan uang kertas.
3. Memperbaiki gaji pegawai.
4. Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) yang diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
5. Mengadakan monopoli perdagangan beras.
6. Mengadakan Prianger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk menanam tanaman ekspoer (seperti kopi).
Kutipan Buku "Daendels juga dibei
tugas untuk memperbaiki keadaan di tanah hindia, sembari mengumpulkan
dana untuk biaya perang. Oleh karena itu, Daendels melakukan berbagai
tindakan yang dapat mendatangkan keuntungan bagi peerintah koonial.
sebagai berikut kebijakan dan tindakannya :
Daendels memaksakan berbagai perjanjian dengan
penguasa surakarta dan yogyakarta yang intinya melakukan penggabungan
banyak daerah ke dalam wilayah pemerintahan kolonial, misalnya daerah
cirebon, Meningkatkan usaha pemasukan uang dengan cara pemungutan pajak,
Meningkatkan penanaman tanaman yang hasilnya laku di pasaran dunia,
Rakyat diharuskan melaksanakan penyerahan wajib hasil pertaniannya, Melakukan penjualan tanah-tanah pada pihak asing. (sumber buku Sudirman AM, 2014;40)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar